Air Sumur Tercemar Limbah PG, Puluhan Warga Krisis Air Bersih

Kediri, Mitra-Jatim.com- Puluhan kepala keluarga (KK) di Kota Kediri mengalami krisis air bersih. Ini setelah sumur mereka tercemar limbah yang diduga berasal dari Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru. Warga terdampak pencemaran ini, tinggal di Lingkungan Majekan, Kelurahan Pesantren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Mereka tidak dapat mandi maupun mengkonsumsi air sumur selama dua pekan terakhir ini.

Air sumur berubah warna menjadi kuning dan keruh serta berbau busuk. Tidak hanya hanya sumur di permukiman warga saja yang terdampak pencemaran. Air sungai dan air sumur di tempat ibadah gereja juga tidak luput dari pencemaran ini. Akibatnya, warga terpaksa membeli air mineral dari toko untuk konsumsi sehari-hari serta meminta air dari PDAM untuk keperluan mandi dan mencuci dari para tetangga.

Itu karena, air sumur yang berubah warna dan bau busuk berakibat gatal jika mengenai kulit. ”Dampaknya gatal-gatal, jika terkena kulit. Akhirnya, kami semua warga di sini sudah tidak menggunakan lagi, baik untuk mandi, mencuci, maupun minum," kata Julius ditemui di rumahnya, Senin (29/1/2018) sore.

Semua warga meyakini perubahan air sumur maupun air sungai, akibat pencemaran limbah dari PG Pesantren Baru. Karena, air sumur warga dan air sunagi yang tercemar berada di sekitar pabrik.  Ini diduga kuat akibat limbah sisa produksi meresap ke tanah lalu masuk ke sungai dan sumur-sumur warga.

Suparli, Ketua RT 27/RW5, Lingkungan Majekan,  mengatakan, sedikitnya ada 50 KK terdampak pencemaran ini. Mereka tersebar di RT 25,26 dan 27/RW 5, Kelurahan Pesantren. Warga sudah melaporkan dugaan pencemaran limbah pabrik gula ini ke pemerintah kelurahan setempat. Bahkan, mereka pernah melakukan uji laboratoirum terhadap kualitas air sumur secara swadaya dengan hasil mencengangkan, yakni air sumur di sekitar pabrik tidak layak dikonsumsi. (min/edo)