Kendalikan Penyakit dengan Paradigma Hidup Sehat

PIMRED
Publiser ~
1 minute read
0

Bondowoso, Mitra-Jatim.com- Paradigma hidup sehat sangat penting dalam mengendalikan penyakit yang saat ini polanya berubah. Karena, selain melalui upaya penyembuhan kuratif dan rehabilitatif, pengendalian penyakit yang sekarang polanya berubah sangat dibutuhkan pengendalian melalui pola pikir, pola tindak, dan kegiatan yang memfokuskan pada promotig dan preventif.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jatim Kohar Ari Santoso saat kegiatan Gebrak Meja (Gerakan Bersama Masyarakat  dan Karyawan Mengendalikan Jentik Aedes) yang digelar Dinas Kesehatan Bondowoso di Pendapa Bupati setempat, Selasa (27/2/2018). Berkaitan immorbilitas atau pengendalian penyakit, kata Kohar Ari, pola penyakit sekarang berubah. Kalau tahun 90-an, prosentase penyakit menularnya kira-kira 56 persen, yang 30 persennya adalah penyakit tidak menular dan 7 persennya penyakit karena trauma seperti kecelakaan.

Tapi sekarang, pola penyakitnya berubah. Yakni, 57 persen penyakit tidak menular, 30 persennya penyakit menular, dan 13 persennya karena kecelakaan  ”Karena itu, penanganannya sedikit banyak bergeser dengan menekankan pentingnya paradigma hidup sehat. Artinya, pola pikir, pola tindak, dan kegiatan memfokuskan pada promotif dan preventif, selain upaya penyembuhan kuratif dan rehabilitatif penyakit,” katanya.

Kohar Ari juga menyampaikan ada empat prioritas program kesehatan di Indonesia ke depan. Diantaranya, kesejahteraan ibu dan Anak dengan AKI dan AKB yang menjadi perhatian indikatornya. Kemudian, pengendalian penyakit menular, tidak menular, dan bencana yang indikatornya adalah angka kesakitan. ”Yang ketiga masalah gizi, yang indikatornya adalah stunting. Dan keempat fasilitas pelayanan kesehatan harus bagus,” terangnya.

Bupati Bondowoso Amin Said Husni juga menjelaskan, guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi pekerjaan rumah yang tidak ringan. Karena, harus merubah paradigma hidup sehat masyarakat yang menyangkut mindset, cara berpikir, berperilaku, dan bertindak dengan perilaku kesehatan sehari-hari. ”Karena itu, peran Kepala Desa dan Lurah, Ketua RT/RW sangat penting dalam mengedukasi agar perilaku hidup sehat masyarakat semakin baik,” jelasnya.(edo)

Posting Komentar

0Komentar

Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!

Posting Komentar (0)
GIPSI: " Datangi Kejari Bondowoso" Serahkan Berkas Alih Fungsi Kawasan Hutan dan Perambahan Hutan | Anak Mencari Jati diri, Orang Tua Hanya Bisa Medoakan | Menteri Nusron Sebut Ada 796 Pelanggaran Tata Ruang di Jabodetabek-Punjur: Secara Tidak Langsung Sebabkan Banjir | Menjelang Libur Lebaran, Menteri Nusron Umumkan Kantor Pertanahan Tetap Buka Layani Masyarakat | Pasang Tanda Batas Tanah di Kampung Halaman saat Mudik Bisa Terhindar dari Sengketa Pertanahan | Jadi Khatib Salat Idulfitri 1446 H, Menteri Nusron Bahas Tiga Pesan Usai Ramadan | Manfaatkan Layanan Pertanahan Terbatas, Laporkan Sertipikat Tanah di Kampung yang Terbit Sebelum 1997 ke Kantor Pertanahan | Gunakan Kesempatan Libur Idulfitri untuk Ubah Alas Hak Tanah dari Girik Menjadi Sertipikat | Layanan Pertanahan Tetap Berjalan di Jawa Timur Saat Libur Lebaran, Dirjen PPTR: Sangat Bermanfaat bagi Masyarakat | Tetap Buka Selama Libur Lebaran, Dirjen PSKP Supervisi Jalannya Layanan Pertanahan Terbatas bagi Masyarakat D.I. Yogyakarta | mas tamvan