OPINI : Pejabat Melawan Lupa

OPINI: Menjadi seorang pemimpin itu memanglah tidak mudah, apalagi menjadi pejabat sekaligus memimpin suatu daerah, banyak aturan dan kriteria yang harus difahami dan dilaksanakan, dan semua mengacu pada Perda serta Per Undangan yang telah di gariskan. Stetmen dan ucapanpun harus hati-hati dan dijaga, agar tercipta suasana yang kondosip damai serta terkendali.

"Ironisnya, apabila ada seorang oknum pejabat sering lupa, apa saja yang dilakukan tidak lagi terekam dengan baik, (akhirnya melawan lupa) itu akan berakibat fatal pada kebijakan, tanpa ada pembahasan dan kajian terlebih dahulu, SOP diabaikan, aturan dilupakan, walau programnya baik' pastilah meleset ter abaikan. Hal-hal seperti itulah akan menimbulkan dan memicu kegaduhan, terutama berdampak pada keresahan di tingkat elemen masyarakat bawah.

Kegaduan yang terjadi, merupakan akibat ungkapan dan pernyataan tanpa bukti, akhirnya berdampak jadi perbincangan diwarung kopi, ada yang pro sana dan berpihak sini. sehingga energi terbuang sia-sia tanpa kendali. Mereka sibuk mencari Pembenaran, tidak lagi sibuk membangun daerah yang mandiri. Oknum pejabat yang kebal kritikan, seharusnya menyadari' skiel dan jam terbang kinerjanya belum ter uji, pada akhirnya menimbulkan kegaduhan disana-sini.

Apakah oknum pejabat (penguasa) itu lupa ? bahwa tambuk kekuasaan yang dijalankannya ada yang mengontrol dan mengawasi? Siapakah mereka, Yakni; Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sebagai monitoring fungsi kontrol pemerintah harus berani mengambil langkah tegas dan bijak dalam mengemban amanah rakyat, karena mereka Wakil Rakyat, namanya wakil, itu mewakili' tidak elok bila petantang-petenteng mempertahankan gengsi, musyawarah itu perlu, tapi langkah tegas harus dimiliki, karena berpegang teguh pada kewenangan dan tupoksinya. (Redaksi*)