Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, dalam paparannya menyebut kemungkinan pemilihan presiden mendatang maksimal hanya diikuti oleh tiga pasangan mengingat presidential threshold yang cukup tinggi, 20 persen.
"Kemungkinan pemilihan presiden mendatang maksimal hanya diikuti oleh tiga pasangan mengingat presidential threshold yang cukup tinggi," kata Abbas saat menyampaikan hasil surveinya bertajuk 'Prospek Capres 2024' secara daring,
Menurut Abbas, pembentukan pasangan calon presiden–wakil presiden dapat ditentukan oleh pola hubungan antar partai untuk berkoalisi.
Pertama, jika ideologi penting, maka partai paling kebangsaan dan partai paling Islam mungkin tak mudah berkoalisi. PDIP dan PKS mungkin tak berkoalisi di tingkat nasional.
Terkait hal ini ada beberapa partai yang tak mudah berkomunikasi, bukan karena ideologi tapi suasana kebatinan di antara pemimpin partai.
Hal itu kata dia berada dalam kubu PDIP dengan Demokrat dan dengan NasDem. Serta, Partai NasDem dengan Gerindra.
"Karena itu kemungkinan PDIP tidak berkoalisi dengan Demokrat maupun NasDem. Sementara NasDem mungkin tak bisa berkoalisi dengan Gerindra," ujarnya. Faktor ketiga adalah, adanya partai tiga besar, yang menurutnya yakni PDIP, Golkar, dan Gerindra. Abbas memperkirakan kemungkinan masing-masing partai tersebut menuntut kadernya menjadi Nomor 1 (Capres) atau miminal Nomor 2 (Cawapres).
"Maka Prabowo, Puan, dan Airlangga mungkin akan maju untuk nomor 1 (Capres) atau nomor 2 (Cawapres)," ujar dia. Lebih lanjut, faktor keempat yakni intensitas untuk menjadi calon nomor satu. "Prabowo secara intens didorong oleh partainya, Gerindra, untuk menjadi calon Presiden," ujar dia.
Sedangkan faktor terakhir kata dia pertimbangan elektabilitas calon.
Di mana berdasarkan hasil beberapa lembaga survei termasuk SMRC, terdapat tiga nama dengan elektabilitas teratas yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
Menurut Abbas, kombinasi antara kelima faktor di atas yang memungkinkan bisa melahirkan 3 poros calon.
"Salah satu kemungkinannya adalah poros Gerindra-PDIP, Golkar, dan Nasdem-Demokrat. PAN dan PPP bisa menggenapi Golkar. PKS berpeluang menggenapi Nasdem-Demokrat," ujarnya.
Sementara itu, lanjut Abbas, karena elektabilitas Airlangga terlalu lemah, maka kemungkinan akan mencari calon yang paling kompetitif.
"Ganjar Pranowo adalah alternatifnya. Terbuka juga kemungkinan Airlangga menjadi nomor 1 dan Ganjar nomor 2," ucap dia.
Sementara dari keseluruhan nama pasangan yang disurvei itu, dominan responden memilih pasangan Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Presiden dan Wakil Presiden. (SH/Ary*)
Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!