Bondowoso mitrajatim.com -Pelajar SMK PGRI 2 Bondowoso melakukan inovasi. Mereka mengonversi sepeda motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi berbahan bakar gas elpiji. Dengan modal elpiji 3 kg dalam tabung melon, sepeda motor yang dirangkai para pelajar ini mampu menempuh jarak 400 kilometer.
Siswa SMK PGRI 2 Bondowoso yang jadi tim inovasi konversi sepeda motor elpiji Rahmat Wahyudi menyebutkan setelah dikonversi ke elpiji, dengan sentuhan teknis tertentu sepeda motor masih bisa memanfaatkan 2 bahan bakar secara bergantian. Baik memakai BBM maupun gas elpiji.
"Dua-duanya, BBM dan gas elpiji bisa digunakan. Sudah ada tombolnya, tinggal mau menggunakan bahan bakar yang mana," cetus ujar Rahmat, Sebelumnya dia menjelaskan, kebutuhan untuk konversi bahan bakar sepeda motor itu sangat terjangkau. Untuk pembelian sejumlah perangkat konversi bahan bakar itu hanya dibutuhkan biaya tidak sampai Rp 500 ribu.
"Untuk pembelian sejumlah perangkat konversi bahan bakar, termasuk untuk mengisi gas elpiji di tabung 3 kg hanya butuh sekitar Rp 300 ribu," ujar Rahmat,
Dengan biaya konversi yang sangat terjangkau itu, untuk 1 tabung elpiji melon berisi 3 kg sepeda motor itu mampu menempuh perjalanan sekitar 400 kilometer dengan kecepatan maksimal 80 km/jam.
"Jarak tempuhnya untuk 1 tabung elpiji 3 kg bisa mencapai 400 kilometer dengan kecepatan maksimal 80 km/jam," kata Rahmat.
Secara teknis, tabung gas elpiji melon 3 kg yang berfungsi menggantikan bensin itu diletakkan di belakang jok dengan selang yang tersambung ke mesin motor.
Jika bahan bakar elpiji itu habis, kata Rahmat, pemilik motor tinggal menggantinya dengan tabung gas elpiji 3 kg yang sudah terisi.
Pada dasarnya cara kerja sepeda motor berbahan bakar elpiji ini hampir sama dengan sepeda motor berbahan bakar bensin.
"Motor berbahan gas elpiji kami mengubah lubang tempat masuknya BBM untuk ditutup sama pilot jet. Kemudian diberi selang dan dipasang klem (pengaman) untuk bisa menggunakan gas dari elpiji," ujar Rahmat.
Hanya saja, untuk menyesuaikan gas yang dibutuhkan, maka mesin yang tadinya berbahan bakar bensin perlu sedikit modifikasi.
"Prinsipnya, cara kerjanya dengan sepeda motor berbahan bakar BBM tetap sama," kata Rahmat.
Bambang Suwito Anggota DPRD Bondowoso menyatakan dirinya lah yang mencetuskan ide itu berdasarkan eksperimen yang ia lakukan cukup lama.
"Saya memang senang otomotif. Saya coba otak-atik, hingga ketemu teknik itu," ujar warga sekaligus Mantan Kepala Desa Kupang, Pakem tersebut.
Teknik yang ia temukan, kata Bambang, ia transformasikan ke siswa SMK PGRI 2 Bondowoso yang kemudian menjadikan pengerjaan konversi sepeda motor itu jadi bahan praktikum di sekolah.
"Kebetulan di sekolah itu ada program studi otomotif. Sehingga mereka langsung menggarapnya dan menjadikan bahan praktikum," ujar Bambang.
Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!