Situbondo, MITRAJATIM.COM – Menanggapi ramainya isu terkait kabar kesimpang-siuran dugaan pungutan liar yang ditengarai ditudingkan kepada oknum panitia PTSL Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, awak media mendapatkan hasil bahwa tidak sepenuhnya desas-desus cerita yang beredar tersebut benar.
Hal ini terbukti, ketika wartawan media ini datang menjumpai Jokoyono di kediamannya yang beralamat di perumahan Bukit Sema, RT:05/RW:03, Capore, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
Jokoyono, salah satu narasumber menyebutkan bahwa isu tentang adanya biaya tambahan diluar proses pengurusan PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) adalah ngawur.
"Bahaya itu, orang-orang memberikan statement yang kontroversi. Karena kalau nggak sesuai fakta, kan bahaya," kata Jokoyono. Senin (13/2/2023) kemarin siang.
Saat mengklarifikasi kejadian, pihaknya memberikan keterangan, bahwa pengenaan tambahan biaya yang sedang ramai diperbincangkan masyarakat sebesar Rp 130.000, diluar biaya proses pendaftaran yang tertera berjumlah Rp 150.000 selama ini keliru.
"Saya nggak dengar kalau dikenakan biaya tambahan lebih dari Rp 150.000. Karena kebetulan saya juga ikut rapat waktu itu di BPN," jelas lelaki yang juga menjabat sebagai ketua RT di lingkungan nya tersebut.
Dijelaskan kembali, "Saya memang dapat program PTSL. Tanahnya yang diatas itu, sudah didaftar, kena biaya Rp 150.000 saja. Memang ketentuannya segitu. Uang Rp 150.000, itu untuk keseluruhan pembiayaan," terang Jokoyono menegaskan.
Pihaknya juga menyampaikan apabila di lingkungan RT nya, ada sekitar 8 orang yang telah mendapatkan program pemerintah (PTSL). Menurut Jokoyono, segenap pemohon tersebut tentunya juga sudah mengetahui nilai biaya anggaran yang pernah disosialisasikan.
"Disini ada 8 orang yang dapat program PTSL. Mereka itu bayar sendiri-sendiri. Semua orang sudah tahu, bahwasanya pembayaran semua pembiayaan itu berjumlah Rp 150.000," beber relawan Projo Jatim ini.
Masih kata Jokoyono, "Mereka sudah kita arahkan. Saya sudah kasih tahu bahwa biaya semuanya hanya Rp 150.000, tidak lebih. Pokoknya saya pribadi hanya Rp 150.000. Untuk yang lain, juga saya ingatkan untuk membayar Rp 150.000 saja," tuturnya, sembari mempersilahkan awak media mencicip kopi.
Namun secara manusiawi, lanjut dia, ketika ada tim (PTSL) yang bertugas naik turun gunung, paling tidak kita ngasih konsumsi. Itu pun nggak disarankan, cuma dari kesadaran kita sendiri. Selebihnya, saya nggak tahu. Karena saya tidak ingin memberikan pernyataan diluar pengetahuan saya.
Terpisah, dilain pihak, ketua panitia PTSL Anton Prayitno saat dikonfirmasi mengatakan jika dirinya menginginkan bentuk dukungan dari semua kalangan agar wujud aktualisasi penerapan PTSL dapat berhasil, selaras dengan cita-cita pemerintah.
"Kami sangat butuh dukungan dari semua pihak, agar pelaksanaan PTSL ini dapat berjalan dengan baik sesuai harapan pemerintah dan masyarakat. Kalau pun dalam prosesnya ada hal yang perlu dikoreksi, tentu kami akan sangat berterima kasih. Karena kami bekerja tidak sendirian," ungkap Anton. Rabu, (15/2/2023).
Lebih lanjut ia memaparkan, "Kami hanya berharap, apa yang kami lakukan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Meskipun sebagai panitia, kami tidak mendapatkan honor apa-apa. Bahkan kalau dihitung, dari anggaran biaya yang Rp 150.000 itu cenderung defisit," pungkasnya.
Pewarta: Agung Ch
Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!