OPINI :JANGAN AJI MUMPUNG

Mitra Jatim
By -
0

 

OPINI, MITRAJATIM.COM - Negeri Dongeng Pemerintahan di sebuah desa Karang Langit Kecamatan Atas Angin Kabupaten Pitu Langit, Jauh jauh sebelumnya pada pemerintahan lawas keadaan desa itu amat tentram dan damai, serta tak ada pertentangan antar warga. Patutlah desa itu disebut desa terpencil.  Jauh dari jangkauan hukum Negara, karena memang situasi dan kondisi warga amat rukun , tatakrama / kesopanan amat di pegang teguh.

Seiring perjalanan waktu, pepohonan yang dulu kecil kini sudah besar – besar. Anak – anak yang kecil mungil dan lucu kini , sudah mulai dewasa dan Pendidikan agama maupun pendidikan umum mulai dinikmati oleh pemuda – pemudi nya. Sehingga Nampak SDM - (sumber daya manusia) / SDA ( Sumber Daya Alam ) perlahan – lahan mulai berubah. Dari perubahan itu menandakan peradaban warga nya mulai beradab. Pendidikan Umum dan Agama mulai tergambar, dalam sikap dan penampilan generasi muda di sana.

Berdasar pada saur sepuh ( perkataan orang tua ) bahwa di desa tersebut banyak mengandung logam mulia. Oleh karena itu diliriklah oleh lingkungan sekitar desa banyak yang mendatangi untuk mencari tahu tentang kebenaran cerita dimaksud. Ternyata benar desa itu banyak mengandung hasil alam berupa kopi, Kunyit, Jahe, pisang, Bambu, Tembakau, Laos, Batu mangan, air terjun, dan yang tak kala menariknya lobang goa yang mengerucut ke atas, sepertinya Tanggug coplong    ( dalam bhs Madura ).Tingginya kurang lebih sepuluh meter dan di dalamnya banyak ukiran ukiran kono yang menarik.

Di dongeng dunia maya, sampailah pada roda pemerintahan baru. Di mana semua pejabatnya mulai ganti baru yang sama sama mempunyai tujuan yang sama untuk menata perekonomiannya sendiri.  Pembangunan / peningkatan sarana transportasi dan kelangsungan kelestarian sumber daya alam mulai menepis.

Warga masyarakatnya rata – rata mata pencaharian sehari hari berkebun. Dengan upaya / usaha sendiri. Sedangkan perhatian subsidi dari pemerintah tak sampai ke petani/ pekebun. Sehingga menyebabkan adanya hasil panen yang minim sekali. Yang amat disayangkan dari hasil tersebut masih di minta partisipasi dengan aturan perdes / aturan – aturan lain yang dipaksa rakyatnya harus mematuhi program tersebut. Bila tidak mentaati maka yang terjadi adalah hak – hak nya sebagai warga akan di bloker / dicabut dari pencaturan desa.

Putaran waktu terus melaju dari ufuk timur ke barat tak hentinya hentinya. Rakyatnya terus terkungkung dengan aturan dan hukum. Salah sedikit bukan di bina tapi dihukum atas dasar melawan / menghalang – halingi kebijakan petinggi atas Angin. Setelah terjadi penahan satu, dua, tiga dan seterusnya semakin ketakutan rakyat atas angin untuk membantah . Suka tidak suka akhirnya rakyat menyerah karena beranggapan semua perkataan petinggi selalu benar.

Mengapa para punggawa – punggawa pitu Langit tidak ada yang turba ke daerah daerah untuk keadilan. Kalau demikian Keadannya maka yang sengsara tetap rakyat. Terus rakyat mau mengadu pada siapa. Hak tidak pernah sampai. Lantas mau minta sama siapa. Tunggu keajaiban  (Yoyon Sugiharto)

                                                                                                               

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*