Oleh; Sumitro Hadi, SH.
Redaksi, MITRAJATIM.COM - Menjadi Pemimpin (leadership) yang bijak dan baik itu diharapkan oleh masyarakat, namun hal itu tidaklah semudah yang diharapkan banyak orang' ditelisik dan dinilai dari kualitas serta gaya kepemimpinan dalam diri seseorang.
"Pemimpin bukan sekadar memerintah orang di bawahnya saja, sosok pemimpin itu harus bisa membantu orang lain untuk melakukan hal yang benar, mereka menetapkan arah, membangun visi yang menginspirasi, dan menciptakan sesuatu yang baru.
Kepemimpinan harus bisa mengarahkan serta memetakan kearah mana langkah serta tujuan untuk bisa berhasil sebagai tim atau organisasi. Ketika seorang pemimpin menetapkan tujuan, mereka juga harus menggunakan keterampilan manajemen serta skiil mereka untuk membimbing orang dibawahnya ke tujuan yang tepat, dengan cara yang efektif dan efisien.
"Secara umum, kepemimpinan menggambarkan hubungan erat antara seseorang pemimpin dengan kelompok (masyarakat) maupun orang yang dipimpinnya, baik didalam tata pemerintahan, perusahaan maupun swasta dan organisasi kemasyarakatan.
Pemimpinan merupakan titik sentral dan dinamisator, seluruh proses kegiatan organisasi kepemimpinan itu mutlak diperlukan bila terjadi interaksi kerja sama antara dua orang atau dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam teori Ken Blanchard “kepemimpinan siklus hidup” yang kemudian berganti nama menjadi teori “kepemimpinan situasional” mengemukakan bahwa esensi kepemimpinan adalah tercapainya tujuan melalui kerja sama kelompok.
Kepemimpinan seharusnya ditempatkan di depan baru kemudian diikuti dengan manajemen. mengapa kepemimpinan dibutuhkan terlebih dahulu, karena kepemimpinan pada dasarnya merefleksikan proses menciptakan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat, nilai- nilai, norma, dan sebagainya untuk mewujudkan visi tersebut.
"Peranan pemimpin adalah memberikan dorongan terhadap bawahan untuk mengerjakan dan memberi motifasi agar semua tujuan kinerja bisa berhasil, oleh karena itu, kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai seni bagaimana membuat orang lain mengikuti serangkaian tindakan dalam mencapai tujuan.
Tujuan ini merefleksikan nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi yang diharapkan oleh pemimpin dan yang dipimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun, dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi.
Dari sekian banyak definisi kepemimpinan yang pernah dikemukakan para pakar, satu diantaranya yang paling lugas dan sederhana adalah apa yang pernah dikemukakan John C. Maxwell dalam bukunya “The 21 Irreputable Laws Of Leadership” bahwa “Kepemimpinan itu adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang”.
"Baik-buruknya suatu gaya kepemimpinan akan membawa dampak dan pengaruh dalam segala segi kehidupan masyarakat maupun organisasi yang dipimpinnya.
Setidaknya terdapat 3 esensi kepemimpinan yang perlu dipelajari dan ditumbuhkan agar dapat menjadi sosok pemimpin yang ideal dan dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Ketiga esensi penting dari kepemimpinan tersebut adalah:
1. PENGARUH
Esensi pertama, dari kepemimpinan Seorang pemimpin seharusnya dapat membawa pengaruh yang positif bagi mereka yang dipimpinnya. Sebuah organisasi akan berjalan dengan maksimal dan baik dalam rangka mewujudkan visi jika mendapat pengaruh positif yang kuat dari seorang pemimpin.
Pengaruh positif yang kuat ini akan menciptakan atmosfir yang kondusif bagi pertumbuhan dan kemajuan organisasi. Pengaruh pemimpin yang positif ibarat air kehidupan bagi mereka yang dipimpinnya.
Pengaruh positif yang kuat ini lahir dari integritas. Dari integritas lahir keteladanan dan wibawa sebagaimana pernah Sun Tzu nyatakan, “Pemimpin memimpin dengan teladan bukan dengan kekerasan”. Pemerintahan yang bersih dan berwibawa lahir dari pemimpin yang berintegritas serta memancarkan keteladanan sehingga pengaruh positifnya sangat kuat melingkupi seluruh organisasi yang ia pimpin.
2. PEMBERDAYAAN
Esensi kedua dari kepemimpinan adalah pemberdayaan.
Pemimpin yang baik adalah pemipin yang mampu menggali seluruh potensi yang ada dalam organisasi yang ia pimpin. Pemimpin akan memberdayakan segala potensi yang ada, terutama pemberdayaan SDM, demi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Pemberdayaan SDM memiliki peranan yang strategis dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi. Dalam arti luas, pemberdayaan SDM secara substansi dipahami sebagai proses peningkatan potensi, kompetensi, dan karir dari pegawai. Sebagai sumber daya, tak jarang para pegawai menghadapi kendala ataupun hambatan di dalam melaksanakan tugas sehari-hari sehingga tidak dapat memenuhi ekspektasi dan tuntutan organisasi.
Dalam situasi seperti itu, diperlakukan intervensi yang dimaksudkan untuk memampukan dan memberdayakan para pegawai agar dapat memunculkan potensi yang mereka miliki hingga bisa memaksimalkan kinerja mereka dalam bekerja. Diperlukan ketajaman dan kejelian dalam melihat segala potensi yang dimiliki yang ada dalam wilayah kepemimpinannya. Maxwell mengungkapkan bahwa “The best leaders are humble enough to realize their victories depend upon their people”. Para pemimpin yang baik memiliki sifat rendah hati untuk menyadari bahwa kemenangan-kemenangan mereka bergantung pada pencapaian orang-orang yang dipimpinnya.
Organisasi yang ia pimpin dapat maju dikarenakan memberdayakan semua sumber-sumber daya yang ada terutama sumber-sumber daya manusia, bukan justru memanfaatkan mereka yang ia pimpin demi keuntungan pribadi. Dalam hal ini coaching, mentoring dan counseling mestinya menjadi perilaku kepemimpinan yang ditunjukkan sehari-hari di dunia kerja.
3. PELAYANAN/PENGABDIAN
Esensi ketiga dari kepemimpinan adalah pelayanan/pengabdian.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang justru melayani, bukan untuk dilayani. Pelayanan dan kepemimpinan sepertinya adalah dua hal yang sangat bertolak belakang. Bagaimana mungkin melayani tapi juga memimpin?
Bukankah pemimpin itu justru harus dihormati, dilayani? Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang memiliki jiwa besar untuk bersedia merendahkan diri melayani mereka yang ia pimpin dengan penuh pengabdian. Fokusnya hanyalah bagaimana mensejahterakan, mengantarkan segala kebaikan bagi mereka yang ia pimpin. Jiwa pelayanan atau pengabdian ini akan mengibarkan seorang pemimpin menjadi pemimpin yang besar dan bermartabat.
Di lingkungan birokrasi sering terjadi kerancuan atau mencampuradukkan antara istilah pemimpin dengan pimpinan. Banyak orang menyebut pemimpin itu adalah orang yang memiliki jabatan atau kedudukan. Padahal dua hal ini adalah sesuatu yang berbeda. Kepemimpinan tidaklah sama dengan kedudukan atau jabatan. Pemimpin (leader) adalah orang yang menjalankan kepemimpinan (leadership), sedangkan istilah pimpinan merujuk kepada kedudukan seseorang pada hirarki tertentu pada suatu organisasi.
Pimpinan organisasi ini tentu saja memiliki bawahan/pengikut yang karena kedudukannya seorang pimpinan mempunyai kekuasaan formal (wewenang/authority) dan tanggung jawab (akuntabilitas). Istilah lain di lingkungan birokrasi yang memiliki makna sama dengan pimpinan adalah atasan atau lazim juga disebut sebagai pejabat.
Pemimpin yang baik Mereka memberikan hasil kerja, bukan sebaliknya, pemimpin yang tidak kompeten hanya peduli pada posisi jabatan sehingga cenderung memainkan politik daripada menghargai bawahan/pengikutnya dan menjalankan peran kepemimpinannya. Padahal bawahan yang baik sekali pun tidak dapat mentolerir pemimpin yang buruk. Seringkali hal ini akan berujung pada ketidakpuasan.
Sebagai pemimpin harus memandang setiap orang sebagai pribadi yang utuh, termasuk kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Jadilah pendengar yang baik, pertahankan suasana hati yang konsisten dan tetap optimis.
Pemimpin yang baik tahu bahwa konflik atau dinamika hubungan akan naik dan turun ketika memimpin mereka namun tugas pemimpinan tetap mempertahankan sikap positif kala berhubungan dengan anggotanya. hingga pada akhirnya bawahan akan memberikan upaya terbaik ketika mereka menyadari bahwa pemimpin mereka selalu hadir untuk mendorong dan mendukung mereka.
Seorang pemimpin harus memiliki gambaran yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan setiap orang yang dipimpin dan memahami bagaimana mereka sesuai dengan kebutuhan tim. “A leader must have a clear picture of each person’s strengths and weaknesses and understand how they fit the needs of the team”, kata Maxwell. Tentukan nilai-nilai yang penting dan terapkan nilai-nilai itu bersama bawahan. Beri apresiasi kepada bawahan yang menunjukkan kontribusi.
Tips sederhana untuk memulai menjadi pemimpin yang baik, adalah:
Pertama, jadilah sumber energi untuk orang lain. Setiap orang yang berjumpa dengan anda senang karena selalu mendapatkan “sesuatu.” Bahkan bukan hanya senang, mereka menjadi lebih semangat untuk berkarya dan bertumbuh. Kehadiran anda dinanti dan menjadi sumber inspirasi. Sang pemimpin akan lebih sabar mendengarkan dan menyiapkan pertanyaan yang cerdas.
Ketiga, ubahlah dari pemberi solusi menjadi penggali solusi. Karena pengalaman dan jam terbang yang dimiliki, seorang pemimpin biasanya sudah tahu banyak jawaban atas berbagai hal, pemimpin perlu menahan diri untuk memberikan jawaban atau solusi.
Pemimpin harus menggali berbagai solusi atas berbagai persoalan yang terjadi. Memang perlu waktu dan kesabaran, tetapi begitulah bila kita ingin orang-orang yang kita pimpin lebih berdaya dan kelak siap menjadi pemimpin yang lebih hebat dari kita, karena salah satu ciri keberhasilan kita sebagai seorang pemimpin manakala kita berhasil melahirkan atau menciptakan pemimpin-pemimpin baru yang dikader untuk pengganti disesuaikan dengan masanya. (Sumitro Hadi).
Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!