Penelusuran LSM IGW Segera Menindaklanjuti Temuanya
"Johan OB menuturkan, berdasarkan data anggaran yang ia miliki dengan hasil penelusuran yang ia lakukan disinyalir serapan anggaran pembangunan pemerintah kabupaten Bondowoso sangat minim, sehingga pihaknya terus menelisik lambanya penggunaan serapan," Tuturnya.
Ia mengatakan, jika kita "mengutib dari pemberitaan CNBC Indonesia", terkait pernyataan Kemenkeu Sri Mulyani "Dana anggaran pemerintah daerah yang mengendap di perbankan terus naik dalam empat bulan terakhir." Kondisi itu menjadi perhatian khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Pada April 2024 saja, total dana disejumlah pemda yang mengendap di bank mencapai Rp 192,76 triliun. Naik dari Maret sebesar Rp 180,96 triliun, Februari masih Rp 173,84 triliun, dan Januari 2024 bahkan hanya Rp 150,08 triliun.
Pemda sekarang ini masih memegang account balance sebesar Rp 192,7 triliun," kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN kita. Katanya menirukan.
Sri Mulyani mengatakan, meski selama empat bulan berturut-turut dana pemda yang mengendap di bank itu konsisten naik, namun besarannya masih jauh lebih kecil dari posisi April empat tahun terakhir.
Pada 2023 angka dana mengendap di Bank mencapai Rp 209,82 triliun. Angka itu menjadi yang tertinggi, sebab pada 2022 hanya sebesar Rp 191,57 triliun, 2021 sebesar Rp 194,54 triliun, dan pada 2020 sebesar Rp 190,98 triliun, dari bulan Januari sampai April 2024 posisi uang pemda di bank masih meningkat
"Komposisi dana yang mengendap di perbankan itu mayoritas berupa giro sebesar 77,62%, deposito 19,3%, dan tabungan 3,09%. Sri Mulyani menekankan, jenis simpanan giro yang memiliki likuiditas tinggi itu menunjukkan dana pemda di bank sebagian besar disiapkan untuk pembayaran belanja daerah atau operasional.
Selanjutnya Johan OB menandaskan, pihaknya sudah berkordinasi dengan APH, ia telah mengantongi data untuk melengkapi pengaduan pada APH," Pungkasnya. (Sh/Tim)