Bondowoso mitrajatim.com ~ Di Bondowoso, kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi mulai muncul kembali menjelang awal tahun 2025. Meskipun tingkat penyebarannya masih relatif rendah dibandingkan dengan lonjakan besar yang terjadi pada tahun 2022. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmavet) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Bondowoso drh Cendy Cendy Herdiawan.
Ia menegaskan bahwa berdasarkan prediksi pemerintah, PMK memang diperkirakan akan kembali muncul pada Januari hingga Februari 2025. drh Cendy menekankan bahwa kondisi kali ini jauh lebih terkendali dibandingkan dengan wabah yang terjadi pada 2022 lalu. Ia mengatakan bahwa jumlah kasus PMK saat ini masih berada di angka 150-an kasus. Jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan ribuan kasus yang tercatat pada tahun 2022. "Kondisinya masih relatif landai, sehingga kami masih bisa menangani dan mengontrolnya dengan baik," ujar Cendy.
Menurutnya, meskipun PMK kembali muncul, banyak faktor yang membantu menekan penyebaran penyakit ini. Salah satunya adalah kesadaran para peternak yang semakin meningkat setelah program edukasi yang dilakukan sejak tahun 2022. Cendy menyatakan bahwa peternak sudah lebih paham mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah penyebaran PMK.
Seperti desinfeksi kandang secara rutin dan melakukan pemeriksaan cepat jika ada sapi yang menunjukkan gejala sakit. Faktor risiko utama yang masih menjadi perhatian adalah lalu lintas hewan. Cendy mengungkapkan bahwa pergerakan hewan dari luar daerah, terutama dari luar Kabupaten Bondowoso, menjadi salah satu penyebab penyebaran PMK.
Oleh karena itu, petugas telah diminta untuk menyampaikan kepada pelaku usaha ternak agar mengurangi pengiriman sapi dari luar wilayah Bondowoso. Ia menegaskan bahwa lalu lintas hewan ini perlu diatur secara ketat untuk menghindari penularan lebih luas.
Cendy juga menyarankan agar peternak bisa melakukan vaksinasi secara mandiri. Hal ini penting, mengingat PMK bisa berdampak besar terhadap sektor peternakan jika tidak dikelola dengan baik. Ia berharap peternak menyiapkan dana untuk vaksinasi demi menjaga kesehatan ternak mereka. Terlebih di tengah terbatasnya alokasi anggaran pemerintah.
Selain itu, Cendy juga mengingatkan bahwa vaksinasi PMK yang sempat dilakukan secara masal pada tahun 2022 sudah tidak dilaksanakan lagi pada tahun 2025. Meski demikian, dengan kembalinya kasus PMK, pemerintah seharusnya kembali mengalokasikan vaksin.
Meskipun jumlahnya tidak sebanyak yang diberikan pada tahun 2022.
"Namun, peternak jangan mengandalkan vaksin gratis dari pemerintah, karena anggaran yang tersedia terbatas," tambahnya.(Ary)
Penulis : Ary
Editor : Redpel
Publiser : Mitra Jatim
Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!