Bondowoso, MITRAJATIM.COM - Bondowoso dikenal sebagai "Republik Kopi" karena kualitas kopi yang mendunia, khususnya kopi Arabika Ijen-Raung. Dengan letak geografis di dataran tinggi, Kabupaten Bondowoso memiliki tanah vulkanik yang subur dan iklim yang ideal untuk budidaya kopi.
"Kopi Arabika Ijen-Raung, yang tumbuh di lereng Gunung Ijen, telah mendapatkan pengakuan internasional dengan sertifikasi Indikasi Geografis (IG), menandakan kualitasnya yang khas dan autentik. Karakteristik rasa unik yang dimiliki oleh kopi tersebut adalah aromanya yang cenderung floral dengan sentuhan citrus, Tingkat keasaman yang seimbang, serta aftertaste manis yang khas menjadi nilai jual sendiri yang menjanjikan bagi Kopi Arabika Ijen Raung.
Sebagai instansi vertikal Direkorat Jenderal Perbendaharaan di daerah, KPPN Bondowoso juga berperan untuk mengawal pemberdayaan UMKM di daerah. Melalui tugas dan peran ini, KPPN Bondowoso diharapkan dapat terjun langsung dan dapat dikenal lebih luas di tengah-tengah masyarakat dalam peningkatan pemberdayaan UMKM di lingkup wilayah kerjanya. KPPN Bondowoso mewujudkan dukungan ini dengan mempelajari kopi, pengolahan dan pemasarannya secara masif, mengingat kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dari Kabupaten Bondowoso.
Oleh sebab itu, dilaksanakan workshop pengelolaan kopi dengan harapan untuk menambah pengetahuan terkait kopi. Kegiatan dilakukan dengan tujuan agar KPPN Bondowoso mampu membina dan mengembangkan UMKM yang bergerak khususnya di industri kopi.
"Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Desember 2024 diawali dengan sambutan dari Kepala KPPN Bondowoso Alexander Budi Dayantoro. Kepala KPPN Bondowoso juga menyampaikan bahwa sebagai penghasil kopi, Kabupaten Bondowoso memiliki kualitas kopi yang mampu bersaing secara nasional, bahkan hingga kancah internasional. Seharusnya Kabupaten Bondowoso sebagai penghasil Kopi Ijen yang mendunia memiliki potensi ekspor, pariwisata, dan pengembangan industri yang sangat besar, namun peluang ini belum sepenuhnya teroptimalkan.
Padahal, dengan dukungan yang lebih intensif, seperti investasi di bidang pengolahan pascapanen, promosi di pasar global, dan penguatan ekosistem agrowisata kopi, Kabupaten Bondowoso berpotensi menjadi pusat industri kopi unggulan yang tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal. Dukungan ini penting untuk memastikan para petani dan pelaku industri kopi dapat berkembang secara berkelanjutan.
Kegiatan selanjutnya diisi oleh Alfian Yoga Prananta, sebagai Co-Founder dan CMO Aliansi 1955 Cafe yang bertempat di KDS Bondowoso. Beliau menjelaskan bahwa pengelolaan kopi sendiri memiliki banyak jenis, mulai dari kopi yang diseduh dengan mesin maupun kopi yang diseduh manual. Manual coffee brewing atau penyeduhan kopi manual adalah metode penyeduhan kopi secara tradisional yang mengandalkan teknik tangan dan kontrol penuh dari barista atau penikmat kopi.
Proses ini menawarkan pengalaman yang lebih personal dan memungkinkan eksplorasi rasa yang lebih mendalam, karena setiap langkah, mulai dari pemilihan biji kopi, penggilingan, hingga pengaturan suhu air dan waktu seduh, dapat disesuaikan dengan preferensi individu. Beberapa metode populer dalam manual brewing termasuk pour-over (seperti V60 dan Kalita Wave), French press, Aeropress, dan Chemex, yang masing-masing menghasilkan karakter rasa unik.
Dengan manual brewing, pecinta kopi dapat menikmati proses yang lebih santai dan mendalam, sambil mengeksplorasi nuansa rasa yang beragam dari setiap jenis biji kopi. Teknik ini tidak hanya menghadirkan kualitas rasa yang tinggi, tetapi juga menghubungkan penikmat kopi dengan seni dan tradisi penyeduhan yang autentik.
Pembuatan kopi dengan mesin espresso melibatkan tekanan tinggi untuk mengekstraksi rasa dan aroma biji kopi dalam waktu singkat, menghasilkan espresso yang pekat dengan crema di atasnya. Crema adalah busa yang terbentuk di permukaan kopi espresso, yang memiliki warna merah keemasan atau kuning tua Proses ini memerlukan perhatian pada beberapa faktor penting, seperti pengaturan gilingan biji kopi, dosis kopi yang tepat, tekanan tamping, suhu air, dan waktu ekstraksi yang ideal (biasanya sekitar 25–30 detik).
Konsistensi dalam setiap langkah sangat krusial untuk menciptakan espresso berkualitas. Berbeda dengan manual coffee brewing, mesin espresso lebih mengandalkan presisi teknologi untuk menghasilkan minuman dengan karakteristik rasa yang lebih intens dan kompleks, sedangkan manual brewing memberikan kontrol penuh kepada pembuat kopi untuk mengeksplorasi rasa secara perlahan. Selain itu, mesin espresso menghasilkan minuman dalam waktu singkat dengan rasa yang lebih intens, cocok untuk campuran seperti latte, cappuccino, atau macchiato.
Sementara itu, manual brewing lebih menonjolkan eksplorasi rasa yang halus dan beragam, dengan proses yang lebih santai dan membutuhkan waktu lebih lama. Kedua metode memiliki daya tarik tersendiri; mesin espresso menawarkan efisiensi dan konsistensi, sementara manual brewing menghadirkan pengalaman yang lebih personal dan fleksibel.
Co-Founder dan CMO dari Aliansi 1955 Cafe juga menyampaikan bahwa added value (nilai tambah) dalam industri kopi tidak hanya berasal dari aspek produksi, tetapi juga dari inovasi dalam pengolahan, pemasaran, dan diversifikasi produk.
Contohnya, biji kopi yang diproses menjadi produk premium seperti kopi cold brew, kopi kemasan siap minum, atau bubuk kopi organik yang dikemas secara eksklusif memiliki nilai pasar lebih tinggi. Selain itu, konsep sustainability (keberlanjutan) dan fair trade juga menjadi faktor penting, di mana konsumen bersedia membayar lebih untuk produk yang mendukung kesejahteraan petani dan ramah lingkungan.
Pariwisata kopi, seperti agrowisata dan kafe tematik, turut memberikan nilai tambah dengan menghubungkan konsumen langsung ke cerita di balik secangkir kopi. Dengan integrasi teknologi, kreativitas, dan keberlanjutan, industri kopi 4.0 tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan antara produsen dan konsumen melalui nilai dan pengalaman yang lebih bermakna.
Setelah dilaksanakannya rangkaian kegiatan ini, diharapkan pejabat/pegawai KPPN Bondowoso dapat meningkatkan sinergi dan kolaborasi satu sama lain sehingga dapat menunjang produktivitas untuk mewujudkan pemberdayaan UMKM khususnya yang bergerak di industri kopi dengan optimal. Selain itu, diharapkan juga kebugaran fisik dan jiwa pegawai KPPN Bondowoso dapat terjaga dengan baik agar well-being KPPN Bondowoso dapat meningkat di kemudian hari.
Penulis : Evelyne Victoria
Publiser : Sumitro Hadi
Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!