Menulis tentang kisah nyata, Autobiografi adalah riwayat hidup seseorang dimasa lalu, Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, "autos" (diri sendiri), "bios" (hidup), dan "graphein" (menulis). Dengan kata lain, autobiografi adalah cerita (kisah nyata) tentang kehidupan seseorang menggunakan sudut pandang kisah nyata yang dialami.
Jika didalam tulisan ini ada kesuaian dengan kehidupan seseorang, kami (mohon maaf), harap dimaklumi, jikalau dalam kisah ini akhirnya ada untaian kata yang menyinggung dan tidak berkenan dihati, mohon dimaklumi.
Tak ada niatan apapun untuk menulis sebuah mahakarya atau (magnum opus). Saya hanya ingin bercerita tentang kisah nyata ini, hal ini supaya bisa untuk pembelajaran bagi orang lain.
Beragam pikiran melayang di benak saya, entah mengapa saya membuka medium dan bercerita tentang sesuatu yang seharusnya tidak perlu diceritakan, tetapi bisa dirasakan untuk bisa intropeksi diri.
Semoga anda semua selalu sehat dan baik wahai pembaca, semoga bisa mengerti jalan pikiran saya yang kadang (re: selalu) ngejelumet, lompat-lompat, dan minim konteks, mohon maaf atas tulisan ini bila anda kurang berkenan.
Tidak ada outline, tidak ada benang merah, semua merupakan antologi acak - pikiran saya. Saya menulis apa yang ingin saya tulis, untuk berbagi pengalaman dalm kendalikan hidup.
Kadang heran dengan diri saya, apakah hanya saya yang mengalami? apakah orang lain juga punya kisah?. Mengapa saya bisa menjadi cengeng, padahal saya tahu kalau menjadi cengeng itu tidak hanya merugikan diri sendiri sehingga akan menjadi lemah dan bodoh.
Padahal saya bukan orang yang paling tahu, masih ada keluarga yang tahu, diantara heningnya malam terkadang saya menangis bila mengenang masa lalu, kadang juga tertawa geli, mengapa itu terjadi?, kadang guyonan yang membuat perasaan makin pedih.
Kisah untuk diri saya; Kala itu (Maret 2007), malam menjelang pagi saya meninggalkan gubuk (pos singga), saya beranjak pergi melaksanakan kontrak kerja, Hijrah ke sebuah Kota Kecil untuk berjuang demi mengubah kehidupan dari sudut pandang negatif keluarga maupun orang lain yang terus menyudutkan, saya dicap sebagai orang yang terus disepelehkan, diejek dan dihina.
Saya berkisah; Hari hari kala itu saya bergelut dan terus tergerus rasa sedih dan merasa bersalah, saya tidak mau keluarga dan orang lain tau tangisan hati serta kepedihan yang kualami, dari hari kehari menjadi bilangan bulan, sampai menjadi hitungan tahun, terus kujalani dengan tabah, menahan lapar dan dahaga untuk lakukan Riyadho, Riyadho artinya adalah latihan rohani atau pembinaan diri untuk menyucikan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam konteks tasawuf, riyadho adalah upaya untuk melatih diri, menundukkan hawa nafsu, dan meningkatkan kebersihan jiwa melalui berbagai ibadah dan amalan.
Semenjak saya menginjakkan kaki di kota rantau kala itu, ada kisah tragis serta sedih yang memilukan, karena tekat dan harapan mendorong jiwa serta ragaku selalu mendekat pada Yang Kuasa, duri perintang dan batu penghalang terus menghadang, saya tak peduli dan terus kuterjang dan terus berjuang menitih karier demi keberlangsungan hidup.
Tentang Anak, Anak itu anugrah, anak adalah buah kasih yang diberikan oleh Tuhan pada kita. terkadang kita lupa bahwa amanah yang diberikan merupakan tanggung jawab yang harus kita pikul. Terkadang kita sedih, jangan sampai anak tau tyentang kesedian orang tua, demikian pun anak, semestinya mengerti, karena orang tua tidak menuntut balas budi, Orang tua selalu ihklas mendoakan kemuliaan dan kebaikan untuk anak anaknya.
Tapi saya sadar, menjalani hidup tanpa seonggok harapan itu bodoh, karena harapan adalah antibodi emosimu. Tanpa harapan, kamu tak punya perlindungan. Tanpa harapan, kalian akan menjadi sasaran empuk orang-orang yang ingin menjatuhkanmu.
Permasalahan di dunia ini bukan hanya orang dengan harapan saja, harapan tanpa doa dan perjuangan itu menjadi sia sia. Jangan jadi orang yang sombong dan jangan juga jadi orang yang tak punya pendirian, nilai yang kamu yakini itulah yang menentukan.
Tentang menulis, selalu ada kenikmatan kaidah menulis isi pikiran kita di sela sela kesibukan hidup. Di tengah ekspektasi orang tentangmu, jangan lupa untuk meluangkan waktu, untuk mendengar jiwamu berbicara, jadilah pendengar yang baik dari benak dan dirimu sendiri.
Filosofi Hidup, "Orang tanpa salah tak akan bisa jadi benar, tanpa sekolah kita tak akan jadi pintar" belajar dari kesalahan kita intropeksi diri agar bisa tau tentang kebenaran.
Orang tua hanya bisa berdoa dan berharap, Semoga anak anaknya sukses dan penuh keberkahan. (Redaksi. MJ)
Terimakasih atas tanggapan dan komentar anda, kami team Redaksi akan menyaring komentar anda dalam waktu dekat guna kebijakan komonikasi untuk menghindari kata kata kurang pantas, sara, hoax, dan diskriminasi.
Dalam jangka waktu 1x24 jam segera kami balas
Kami tunggu saran dan kritikannya, salam !!!